7.7.08

Contoh penelitian sistem embedded pada robotika

Sebuah robot dikendalikan secara remot. Robot mempunyai "mata", yang dilengkapi subsistem untuk menghindari rintangan. Pada kondisi awal, operator yang menggerakkan robot sampai berada pada posisi tertentu. Operator dapat mengendalikan robot menggunakan tombol-tombol sederhana dan apa yang terekam di kamera robot tampil di monitor video di depan operator. Setelah robot berada pada posisi yang dikehendaki operator, fungsi semi-otonom menjadi aktif untuk mengidentifikasi dan mencabut rumput. Fungsi semi-otonom mempunyai algoritma pengambilan keputusan atau yang semacamnya untuk menentukan posisi rumput dalam area yang terekam di kamera.

Fokus utama penelitian adalah pengembangan sistem itu sendiri dan pengendalian gerak robot secara remot. Perangkat terdiri atas sistem embedded, jaringan, pemrograman jaringan dan elektronika. Robot terdiri atas sensor, rangkaian kemudi motor dan mesin lainnya. Sistem seperti ini merupakan salah satu bentuk awal robot pelayanan personal yang menjadi target ilmuwan dalam menciptakan robot yang "otonom". Pengembangan lebih lanjut adalah mesin yang mampu belajar dalam kondisi yang tidak menentu (uncertain).

Secara ideal, sejumlah akselerometer perlu ditempatkan pada chassis untuk mendeteksi getaran saat robot dijalankan. Getaran ini dikirim ke operator bersama dengan gambar video. Dengan demikian, operator bisa merasakan getaran pada konsol kendali di hadapannya. Video, sinyal kendali dan umpan balik dikirim menggunakan protokol internet (TCP/IP) wireless 802.11. Otak robot berada di atas platform embedded linux, jadi berbagai algoritma (harus) dikembangkan dengan bahasa C.

Untuk memungkinkan pengembangan sistem oleh berbagai pihak, perangkat lunak yang bisa saja dibuat opensource.

Tidak ada komentar: